Anda yang saat ini sedang mempertimbangkan penggunaan alat kontrasepsi untuk mengatur kehamilan, akan dihadapkan dengan begitu banyak alat kontrasepsi yang tersedia di pasaran. Dan di antara banyaknya pilihan tersebut, pil KB merupakan salah satu yang paling banyak dipilih perempuan. Cara penggunaan yang mudah lantaran tak memerlukan tindakan medis apapun, serta ketersediaannya di hampir semua klinik ataupun apotek, tampaknya menjadi alasan mengapa pil KB diminati.
Meski begitu, Anda tentu tak bisa memutuskan untuk menggunakan pil KB tanpa konsultasi lebih dahulu dengan bidan atau dokter. Ada hal-hal yang harus dipertimbangkan sebelum bidan atau dokter menyatakan Anda aman dan boleh menggunakan pil KB.
Nah, sebelum Anda memutuskan untuk menggunakan pil KB, ada beberapa hal yang perlu Anda tahu lebih dulu seputar alat kontrasepsi ini.
1 Ada banyak jenis pil KB, dengan kandungan yang berbeda-beda
Secara umum, ada 3 jenis pil KB yang akan Anda temui, yaitu:
- Pil KB kombinasi yang mengandung hormon estrogen dan progestin. Cara kerja pil KB ini adalah menghambat ovulasi dengan mencegah indung telur (ovarium) melepaskan sel telur, mengentalkan lendir serviks untuk menghambat sperma, dan menipiskan lapisan rahim untuk mencegah tertanamnya embrio apabila terjadi pembuahan.
- Pil KB yang hanya mengandung progestin saja, dengan dosis yang lebih rendah dibandingkan progestin pada pil KB kombinasi. Pil KB ini biasanya ditujukan untuk ibu menyusui. Selain manfaat menghambat ovulasi, pil KB ini juga aman untuk ibu menyusui karena tidak mengganggu produksi ASI.
- Pil KB dengan tambahan zat besi. Pil KB ini menawarkan perlindungan ganda, yaitu mencegah terjadinya ovulasi dan sekaligus membantu memenuhi kebutuhan zat besi. Zat besi pada pil KB ini dapat membantu mengatasi gejala anemia yang dapat muncul pada saat menstruasi.
2. Tidak semua perempuan boleh minum pil KB
Perempuan yang menderita penyakit jantung, penyakit hati, kanker payudara, kanker rahim, hipertensi, atau migrain disarankan untuk tidak minum pil KB. Jika memaksakan diri tetap minum pil KB, kondisi-kondisi di atas berpotensi memburuk atau bahkan dapat menimbulkan gangguan kesehatan lain.
Selain itu, pil KB juga tidak dianjurkan untuk perempuan di atas 35 tahun atau memiliki kebiasaan merokok. Nah, jika Anda termasuk dalam salah satu kriteria di atas, Anda sebaiknya mulai memikirkan alternatif alat kontrasepsi lain. Tapi, tetap konsultasikan dengan dokter untuk menentukan alat kontrasepsi yang cocok, ya.
3. Pil KB dapat menimbulkan efek samping
Beberapa efek samping yang dapat muncul akibat penggunaan pil KB adalah mual, muntah, payudara terasa nyeri, perubahan suasana hati, sakit kepala, dan peningkatan tekanan darah. Tapi jangan khawatir, efek samping itu hanya untuk sementara waktu saja, kok.
Efek samping pil KB umumnya tidak berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya setelah Anda rutin minum pil KB setidaknya selama 2-3 bulan. Meski begitu, Anda tetap harus mengonsultasikannya dengan bidan atau dokter, terutama jika efek samping yang ditimbulkan sangat mengganggu atau semakin parah.
4. Sebaiknya dikonsumsi di waktu yang sama setiap harinya
Pil KB memang disarankan dikonsumsi pada waktu yang sama setiap harinya. Tujuannya, supaya kandungan hormon di dalamnya dapat bekerja secara maksimal.
Meski begitu, bukan berarti Anda akan langsung hamil jika lupa atau terlewat minum pil KB. Kalau Anda lupa, Anda bisa segera minum pil KB begitu teringat.
Tapi kalau Anda lupa hingga keesokan harinya, Anda bisa minum dua pil sekaligus, kemudian lanjutkan minum pil KB sesuai jadwal hingga habis.
5. Tidak selalu bikin gemuk
Banyak perempuan meyakini bahwa pemakaian pil KB bisa menyebabkan tubuh jadi gemuk. Faktanya, memang ada sedikit peningkatan risiko kenaikan berat badan pada sebagian perempuan yang menggunakan pil KB. Tapi, kenaikan berat badan ini sifatnya hanya sementara saja, kok. Jika Anda membarengi konsumsi pil KB dengan olahraga dan pola makan sehat, tentu risiko kegemukan bisa diminimalkan.
Itu dia 5 fakta seputar pil KB yang harus Anda tahu sebelum memutuskan akan memilihnya sebagai alat kontrasepsi. Meski begitu, tetaplah konsultasikan pilihan alat kontrasepsi dengan bidan atau dokter kandungan untuk mendapatkan keputusan yang terbaik dan paling sesuai dengan tubuh Anda.